ï»żPotensiyang ada pada alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang sering disebut dengan natural resources bumi dengan segala isinya yang terkandung di dalamnya disebut dengan alam dunia. jangan sampai merusak nya dengan menebang pohon sembarangan, buang sampah sembarangan, bakar hutan sembarangan dan masih banyak lagi hal yang perlu Papuamemiliki kawasan hutan alam utuh terluas di Asia Tenggara (31 juta hektar). Sekitar 84% penduduknya (atau 1,766 juta orang) secara langsung bergantung pada hutan. Sekitar 50% mata pencaharian penduduk Papua tergantung oleh apa yang terjadi di kawasan hulu hutan. Dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai USD6 miliar, kekayaan alam dirasa belum berdampak maksimal [] Tentusaja, pembakaran hutan ini tidak hanya untuk menebang pohon; mereka juga membunuh dan menggusur satwa liar, mengubah siklus air dan kesuburan tanah, serta membahayakan kehidupan dan mata pencaharian masyarakat lokal. pembakaran yang terkontrol harus dipertimbangkan dengan baik, terencana dengan baik, dan dinyalakan serta dipelihara 2 Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan sistem tebang pilih (penebangan selektif). Artinya, pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan.Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya. Makhlukhidupdapat dilestarikan dengan beberapa cara berikut: 1. Menebang hutan secara terencana. Pohon yangditebang adalah pohon yang sudah tua. Penebanganpohon diiringi dengan reboisasi. Reboisasi adalahpenanaman kembali hutan yang telah ditebangpohonnya. Penebangan dengan cara ini dinamakansistem tebang pilih. 2. l4pT. Metode Tebang Pohon Ramah Lingkungan Rabu, 1 April 2015 BERAU - Degradasi hutan produksi yang lebih parah bisa dicegah dengan cara mengubah metode penebangan hutan. Spesialis Kehutanan dan Perubahan Iklim The Nature Conservancy TNC, Delon Marthinus, mengatakan penebangan hutan dengan metode yang ramah lingkungan akan mengurangi lebih banyak emisi karbon dioksida dari aktivitas pemanenan hutan dibandingkan dengan cara konvensional. Metode Tebang Pohon Ramah Lingkungan. tempo 168669767773_ BERAU - Degradasi hutan produksi yang lebih parah bisa dicegah dengan cara mengubah metode penebangan hutan. Spesialis Kehutanan dan Perubahan Iklim The Nature Conservancy TNC, Delon Marthinus, mengatakan penebangan hutan dengan metode yang ramah lingkungan akan mengurangi lebih banyak emisi karbon dioksida dari aktivitas pemanenan hutan dibandingkan dengan cara konvensional. Dia mencontohkan keberhasilan metode Reduced Impact Logging-Carbon ... Berlangganan untuk lanjutkan membaca. Kami mengemas berita, dengan cerita. Manfaat berlangganan Tempo Digital? Lihat Disini PILIHAN TERBAIK Rp Aktif langsung 12 bulan, Rp *Anda hemat -Rp *Dijamin update hingga 52 edisi Majalah Tempo Rp Aktif setiap bulan, batalkan kapan saja *GRATIS untuk bulan pertama jika menggunakan Kartu Kredit Lihat Paket Lainnya Sudah berlangganan? Masuk DisiniDaftar TempoID untuk mendapatkan berita harian via email. loreeeeee;" placeholder="Tambahkan Catatan Opsional"> -> Newsletter Dapatkan Ringkasan berita eksklusif dan mendalam Tempo di inbox email Anda setiap hari dengan Ikuti Newsletter gratis. Konten Eksklusif Lainnya 14 Juni 2023 13 Juni 2023 12 Juni 2023 11 Juni 2023 Jurnalisme berkualitas memerlukan dukungan khalayak ramai. Dengan berlangganan Tempo, Anda berkontribusi pada upaya produksi informasi yang akurat, mendalam dan tepercaya. Sejak awal, Tempo berkomitmen pada jurnalisme yang independen dan mengabdi pada kepentingan orang banyak. Demi publik, untuk Republik. Meskipun menebang pohon tidak sulit dilakukan, prosesnya bisa berbahaya. Sebelum Anda menyalakan gergaji mesin , pastikan Anda memiliki alat yang tepat untuk pekerjaan itu dan perlengkapan keselamatan yang tepat . Sebelum kamu memulai Gambar Noah Clayton / Getty Kenakan pakaian yang sesuai, dengan celana kerja terbuat dari denim atau kain keras lainnya dan kemeja lengan panjang untuk melindungi lengan dan kaki Anda dari serpihan yang beterbangan. Selalu gunakan kacamata pelindung dan penutup telinga. Sepatu bot bertutup baja dan sarung tangan anti selip juga direkomendasikan. Sebaiknya pertimbangkan juga helm kerja untuk melindungi kepala Anda dari ranting-ranting yang jatuh , terutama jika Anda bekerja di daerah berhutan lebat. Setelah Anda memasang perlengkapan keselamatan dan memeriksa gergaji mesin untuk memastikannya berfungsi dengan baik, Anda siap untuk mulai menebang pohon. Tentukan Jalur Kejatuhan Anda Bryce Duffy / Getty Images Sebelum Anda menyalakan gergaji mesin, Anda harus menentukan arah terbaik agar pohon tumbang dan mendarat setelah Anda memotongnya. Ini disebut jalan jatuh. Visualisasikan jalur jatuh ke segala arah dan identifikasi titik-titik yang bebas dari pohon lain. Semakin jelas jalur tumbang Anda, semakin kecil kemungkinan pohon yang Anda tebang akan ditebang dengan pohon atau bebatuan lain saat tumbang. Jalur yang bersih juga mengurangi kemungkinan pohon tumbang menendang puing-puing disebut throwback yang dapat menyerang dan melukai Anda. Selalu amati kemiringan pohon. Biasanya lebih mudah dan lebih aman untuk menebang pohon ke arah yang sudah miring. Jatuh ke arah yang meminimalkan kemungkinan pohon berguling atau bergeser. Agar pemindahan lebih mudah, tebanglah pohonnya sehingga pantat menghadap ke jalan atau jalur pemindahan. Jika Anda melakukan penebangan pada beberapa pohon, pastikan jalur rebah sesuai dengan pola penebangan pada pohon lainnya. Ini juga membuat pengangkatan dan pengangkatan yang efisien. Pilih Retret Penebangan crotography / Getty Images Setelah Anda menentukan jalur jatuh yang terbaik, Anda harus mengidentifikasi tempat yang aman untuk berdiri saat pohon tumbang. Ini disebut retret penebangan. Arah mundur yang aman dari pohon yang tumbang adalah pada 45 derajat dari samping dan belakang di kedua sisi posisi pemotongan Anda. Jangan pernah menjauh tepat di belakang pohon. Anda bisa terluka parah jika pangkal pohon menendang ke belakang selama musim gugur. Pilih Tempat Memotong Tracy Barbutes / Design Pics / Getty Images Untuk menebang pohon dengan gergaji mesin, Anda perlu melakukan tiga kali pemotongan, dua di bagian muka dan satu di bagian belakang. Potongan wajah, terkadang disebut potongan takik, didahulukan. Itu harus dibuat di sisi pohon yang menghadap jalan setapak. Ada tiga jenis pemotongan wajah Muka terbuka Ini memiliki takik lebar sekitar 90 derajat dan potongan punggung bahkan dengan sudut berlekuk. Ini adalah takik teraman dan paling akurat untuk menebang pohon. Konvensional Takik ini memiliki potongan atas bersudut dan potongan bawah datar, menciptakan sudut 45 derajat. Potongan bagian belakang harus sekitar 1 inci di atas potongan bawah. Humbolt Takik ini memiliki potongan bagian atas yang rata dan potongan bagian bawah bersudut, menciptakan sudut 45 derajat. Potongan bagian belakang harus sekitar 1 inci di atas potongan bagian atas. Anda harus berdiri di sisi bagasi saat Anda mengukir potongan takik. Jangan berdiri di depan wajah atau Anda berisiko mengalami cedera serius. Jika Anda tidak kidal, potong wajah di sisi kanan bagasi; jika Anda kidal, takik wajah di sebelah kiri. Lakukan Pemotongan Takik Roy Morsch / Getty Images Mulailah dengan membuat bagian atas takik wajah. Pilih titik awal pada ketinggian yang memberikan cukup ruang untuk pemotongan. Potong ke bawah pada sudut yang sesuai dengan jenis takik yang Anda buat. Misalnya, jika Anda menggunakan takik Humbolt, potongan atas Anda akan berada pada 90 derajat dari batang ini disebut sudut serang. Hentikan jika potongan mencapai 1/4 hingga 1/3 dari diameter batang atau saat potongan mencapai 80 persen diameter pohon setinggi dada. Setelah Anda menyelesaikan potongan atas, potongan bawah adalah yang berikutnya. Mulailah pada tingkat yang akan menciptakan sudut yang tepat saat Anda memotong. Misalnya, jika Anda menggunakan takik Humbolt, sudut serang Anda harus 45 derajat dari potongan teratas Anda. Berhenti saat potongan mencapai titik akhir potongan wajah. Membuat Back Cut Gambar Tracy Barbutes / Getty Potongan bagian belakang dibuat di sisi berlawanan dari takik. Ini memutuskan hampir semua pohon dari tunggul, menciptakan engsel yang membantu mengendalikan jatuhnya pohon. Mulailah di sisi berlawanan dari takik pada tingkat yang sama dengan sudut berlekuk. Selalu mulai dari sisi pohon dan lanjutkan ke belakang. Ini akan membantu mempertahankan sudut serangan level. Berhati-hatilah agar tidak memotong terlalu cepat dan jangan takut untuk berhenti dan memeriksa pekerjaan Anda saat melanjutkan. Anda ingin menghentikan pemotongan bagian belakang sekitar 2 inci dari sudut bagian dalam takik wajah. Pohon itu akan mulai roboh dengan sendirinya ke arah jalan tumbang. Jangan pernah memunggungi pohon tumbang. Mundur dengan cepat ke jarak 20 kaki darinya. Posisikan diri Anda di belakang pohon berdiri jika memungkinkan untuk melindungi diri Anda dari proyektil dan puing-puing. Potong Pohon Anda Menjadi Log Harald Sund / Getty Images Setelah Anda menebang pohon itu, Anda pasti ingin melepaskan dahannya dan memotongnya menjadi batang kayu. Ini disebut "limbing." Anda juga perlu melihat bagasi menjadi bagian-bagian yang bisa diatur yang dapat Anda potong atau angkut. Ini disebut " bucking ." Namun, sebelum Anda memotong, Anda harus memastikan pohon yang tumbang itu stabil. Jika tidak, pohon bisa bergeser saat Anda memotong atau bahkan berguling di atas Anda, sehingga menimbulkan risiko cedera serius. Jika pohon tidak stabil, gunakan irisan atau ganjal untuk mengamankannya terlebih dahulu. Ingat juga bahwa anggota tubuh yang lebih besar itu berat dan dapat menimpa Anda saat Anda memotongnya. Mulailah dengan cabang paling atas dan lanjutkan ke belakang sepanjang pohon menuju pangkal. Berdirilah di sisi menanjak dari setiap tungkai saat Anda memotong sehingga mereka akan menjauh dari Anda. Setelah Anda memangkas pohon dan membersihkan puing-puingnya, Anda siap untuk mulai melawan. Sekali lagi, mulailah dari atas pohon dan teruskan ke arah pangkal, selalu jauh dari jalur rebah di setiap bagian batang. Panjang setiap bagian akan tergantung di mana kayu ini akan berakhir. Jika Anda berencana untuk menjual kayunya ke pabrik kayu, Anda harus memotong batangnya menjadi panjang 4 kaki. Jika Anda berencana menggunakan kayu untuk menghangatkan rumah, potong bagian setinggi 1 atau 2 kaki yang nantinya dapat Anda bagi menjadi beberapa bagian. 100% found this document useful 1 vote2K views6 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote2K views6 pagesSoal Uas Tema 4 Kelas 4 Semester 1Jump to Page You are on page 1of 6 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 5 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Indonesia memiliki hutan yang kaya akan keragaman jenis populasi di dalamnya, namun seiring berjalannya waktu hutan di Indonesia menjadi hutan yang paling terancam di dunia. Terkikis karena seringnya terjadi penebangan secara liar. Dimana diperkirakan 70-75 persen dari kayu yang di panen di tebang secara liar. Dari perspektif ekonomi, penebangan liar telah mengurangi pendapatan dan devisa negara. Diperkirakan kerugian negara mencapai 30 trilyun per akibat penebangan hutan secara liarDampak ekonomi yang muncul dari penebangan liar bukan hanya karena kerugian finansial dampak akibat hutan gundul hilangnya pohon, akan tetapi lebih berdampak pada ekonomi dalam arti luas, seperti hilangnya kesempatan untuk memanfaatkan keragaman produk di masa depan opprotunity cost. Sesunguhnya pendapatan yang diperoleh masyarakat pelaku penebangan liar dari kegiatan ilegalnya itu sangatlah kecil, karena porsi pendapatan terbesar dipetik oleh para penyandang dana cukong.Berikut adalah kerugian akibat penebangan hutan secara liar Penebangan liar atau illegal logging ini juga mengakibatkan timbulnya berbagai anomali di sektor kehutanan. Salah satu anomali terburuk sebagai akibat maraknya dampak akibat kerusakan hutan adalah ancaman proses deindustrialisasi sektor kehutanan nasional yang secara konseptual bersifat berkelanjutan karena ditopang oleh sumber daya alam yang bersifat terbaharui yang ditulang punggungi oleh aktivitas industrialisasi kehutanan di sektor hilir dan pengusahaan hutan disektor hulu, kini sudah berada di titik ambang liar juga sangat merugikan bagi kehidupan, karena keberadaan hutan sangatlah penting sebagai penjaga keseimbangan alam. Seperti yang telah kita ketahui tentang penyebab pemanasan global, yang merupakan salah satu contoh dampak dari penebangan global bukan hanya bersumber dari asap kendaraan bermotor tapi juga dipengaruhi oleh keadaan hutan yang tidak seimbang. Kita tahu bahwa daun bisa menetralisir karbondioksida, itulah sebabnya kenapa hutan disebut paru-paru dunia. Jadi seandainya hutan masih terjaga mungkin global warming tidak akan lebih jelas, Dampak Penebangan Hutan Secara Liar adalah sebagai berikut 1. Hilangnya kesuburan tanahKetika hutan di babat pohon-pohonnya, hal ini mengakibatkan tanah menyerap sinar matahari terlalu banyak sehingga menjadi sangat kering dan gersang. Hingga nutrisi dalam tanah mudah menguap. Selain itu, hujan bisa menyapu sisa-sisa nutrisi dari tanah. Oleh sebab itu, ketika tanah sudah kehilangan banyak nutrisi, maka reboisasi menjadi hal yang sulit dan budidaya di lahan itu menjadi tidak memungkinkan. baca erosi tanah2. Turunnya sumber daya airPohon sangat berkontribusi dalam menjaga siklus air, melalui akar pohon menyerap air yang kemudian di alirkan ke daun dan kemudian menguap dan dilepaskan ke lapisan atmosfer. Ketika pohon-pohon ditebang dan daerah tersebut menjadi gersang, maka tak ada lagi yang membantu tanah menyerap lebih banyak air, dengan demikian, akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya Punahnya keaneka ragaman hayatiMeskipun hutan hujan tropis hanya seluas 6% dari permukaan bumi, tetapi sekitar 80-90% dari spesies ada di dalamnya. Akibat penebangan liar pohon secara besar-besaran, ada sekitar 100 spesies hewan menurun setiap hari, keanekaragaman hayati dari berbagai daerah hilang dalam skala besar, banyak mahluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan telah lenyap dari muka bumi. baca cara mencegah hutan gundul4. Mengakibatkan banjirSalah satu fungsi hutan adalah menyerap dengan cepat dan menyimpan air dalam jumlah yang banyak ketika hujan lebat terjadi. Namun ketika hutan digunduli, hal ini tentu saja membuat aliran air terganggu dan menyebabkan air menggenang dan banjir yang mengalir ke pemukiman penduduk. baca penyebab banjir 5. Global WarmingDeforestasi juga berdampak pada pemanasan global. Pohon berperan dalam menyimpan karbondioksida yang kemudian digunakan untuk menghasilkan karbohidrat, lemak dan protein yang membentuk pohon, dalam biologi proses ini disebut fotosintesis. Ketika terjadi deforestasi, banyak pepohonan yang dibakar, ditebang, yang mengakibatkan lepasnya karbondioksida di dalamnya, hal ini menyebabkan tingginya kadar karbondioksida yang ada di atmosfir. Dengan melihat dampaknya yang sangat mengerikan, maka pelestarian hutan perlu dan Harus segera dilaksanakan. Eksploitasi hutan yang terus menerus terjadi, berlangsung sejak dahulu hingga sekarang tanpa dibarengi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal sudah kita ketahui, hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air. Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian semakin merebak dari dulu hingga kini, demikian pula penebangan hutan semakin tak terkendali, baik untuk memenuhi kebutuhan industri kayu , untuk bahan bagunan, bahan perkakas rumah tangga, maupun untuk bahan bakar. Kita bisa menghitung berapa volume kayu untuk semua kebutuhan tadi, dan berapa dari luar Jawa yang masuk, dan berapa yang dihasilkan oleh Perhutani. Eksploitasi Hutan di IndonesiaSekarang ini, sekitar kurang dari separuh Indonesia yang memiliki hutan, ini merepresentasikan penurunan signifikan dari luasnya hutan pada awalnya. Antara 1990 dan 2005, negara Indonesia telah kehilangan lebih dari 28 juta hektar hutan, termasuk 21,7 persen hutan perawan. Penurunan hutan-hutan primer yang kaya secara biologi ini adalah yang kedua setelah Brazil pada masa itu, dan sejak akhir 1990an, penggusuran hutan primer makin meningkat hingga 26 persen. Kini, hutan-hutan Indonesia adalah beberapa hutan yang paling terancam punah di muka hutan-hutan di Indonesia sekarang ini makin berkurang. Luas hutan hujan semakin menurun, mulai tahun 1960an ketika 82 persen luas negara ditutupi oleh hutan hujan, menjadi 68 persen di tahun 1982, menjadi 53 persen di tahun 1995, dan 49 persen saat ini. maka akan sangat berbahaya bila kita tidak tanggulangi bahaya ini, sudah seharusnya diambil langkah tegas untuk menyelamatkan hutan kita, yang seharusnya kita lestarikan dan kita jaga bersama. baca fungsi lingkungan hidupAda beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk melestarikan hutan1. Berupaya mereboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul. 2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang. 3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. 4. Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan. 5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan. Pengetahuan Masyarakat Dayak Sebagai Alternatif. Melihat lajunya kerusakan lingkungan, terutama ekosistem hutan tropik akhir‑akhir ini dan permasalahan yang terus dihadapi oleh masyarakat lokal, perlu perubahan radikal dalam pengelolaan sumber daya hutan di Indonesia. Sudah saatnya kita mulai mempertanyakan cara pandang melihat hutan sebagai "tambang emas hijau", paradigma pembangunan yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi, pengambilan keputusan yang terpusat dan tidak transparan, serta pengagungan teknologi dan ilmu. pengetahuan "modern" dari Barat. Contoh bahwa pengelolaan hutan di Indonesia didominasi oleh ilmu pengetahuan "modern" tampak dalam klasifikasi penggunaan hutan dan pendekatan yang sangat sektoral adanya dua Departemen, Kehutan dan Pertanian, yang mengelola sumber daya yang tumpang tindih. Teknologi asli sebenarnya telah berkembang dalam kurun waktu yang lama. Dan fakta menunjukkan peranan teknologi serta pengetahuan asli dalam pengelolaan sumber daya secara lestari. Teknologi yang dikembangkan masyarakat kita selama berabad‑abad seperti sistem tumpang sari dan pengembangan tanaman pekarangan di Jawa, yang kemudian diteliti oleh ilmuwan Belanda, pada akhirnya kembali lagi ke Jawa sebagai program pengembangan pengelolaan hutan bersama masyarakat dalam "bungkus" teori agroforestry. Dalam perkembangan praktek perladangan masyarakat Dayak Kenyah di Apo Kayan juga ada pola agroforestry asli Kartawinata, 1984; Cofler, 1983. Teknologi asli sebenarnya juga tidak hanya terbatas pada pemanfaatan subsistem, tetapi lebih dari itu dapat dilihat sebagai sumber pengembangan teknologi pengelolaan hutan di Kalimantan yang luas. Pola perladangan masyarakat Dayak Kenyah yang mengikuti dinamika suksesi hutan sekunder sangat mirip dengan teori Sistem Gap yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Kehutanan di Banjarbaru, Kalsel dan juga di Amerika Latin. Teori Sistem Gap sendiri meskipun masih dalam tingkat perdebatan, mulai dilihat sebagai salah satu afternatif pengganti atau pelengkap dari Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia. Keunggulan lain dari berbagai teknologi asli masyarakat Dayak dalam pengelolaan sumber daya alam adalah adanya pola‑pola pemanfaatan yang tergantung pada banyaknya sumber, baik kayu maupun non‑kayu sehingga tidak menimbulkan tekanan pada salah satu spesies tertentu. .............> Sumber; Buku Kebudayaan Dayak Aktual dan Transformasi. Halaman; 65-66. Tentang Orang Dayak juga mempraktekkan sistem perladangan sebagai pertanian utama, kegitan perladangan ini masih tetap dipraktekkan hampir semua Orang Dayak di Kalimantan sebagai mata pencarian utama untuk menopang kebutuhan akan beras dan bahan konsumsi lainnya. Kegiatan Berladang tersebut dapat dilihat dari sistem berladang. Dayak Jalai; Lingkaran Kegiatan Berladang. pada Buku Dayak Jalai di persimpangan jalan, hal. 35 Tentang proses, cara, kegiatan yang dilakukan dan istilah Orang Dayak dalam membuka lahan untuk ladang, berupa menebas semak semak dan pohon pohon kecil, baik berupa; cara kerja, syarat, tanda tanda alam angin, bintang, cuaca dan pohon sebagai pedoman memulai aktivitas maupun ritual adat/adat istiadatnya, dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Tentang proses, cara, kegiatan yg dilakukan dan istilah Orang Dayak dalam membuka lahan untuk ladang berupa menebang pohon pohon besar, mengeringkan pohon pohon yg sudah ditebang dan membersihkan/membuat pembatas ladang, baik berupa cara kerja, syarat, tanda tanda alam angin, bintang, cuaca dan pohon sebagai pedoman memulai aktivitas maupun ritual adat/adat istiadatnya dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Tentang proses, cara, kegiatan yg dilakukan dan istilah Orang Dayak dalam membuka lahan untuk ladang, berupa membakar pohon pohon diladang yang sudah kering, baik berupa cara kerja, syarat, tanda tanda alam angin, bintang, cuaca dan pohon sebagai pedoman memulai aktivitas maupun ritual adat/adat istiadatnya dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. tentang proses, cara, kegiatan yg dilakukan dan istilah Orang Dayak dalam membuka lahan untuk ladang, berupa menaman benih tanaman padi, sayur, dll, baik berupa cara kerja, syarat, tanda tanda alam angin, bintang, cuaca dan pohon sebagai pedoman memulai aktivitas maupun ritual adat/adat istiadatnya dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Tentang proses, cara, kegiatan yg dilakukan dan istilah Orang Dayak dalam membuka lahan untuk ladang, berupa merawat ladang membuang tanaman parasit di ladang rumput, tanaman liar, dll, baik berupa cara kerja, syarat, tanda tanda alam angin, bintang, cuaca dan pohon sebagai pedoman memulai aktivitas maupun ritual adat/adat istiadatnya dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Tentang proses, cara, kegiatan yg dilakukan dan istilah Orang Dayak dalam membuka lahan untuk ladang, berupa panen padi, baik berupa cara kerja, syarat, tanda tanda alam angin, bintang, cuaca dan pohon sebagai pedoman memulai aktivitas maupun ritual adat/adat istiadatnya dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Tentang proses, cara, kegiatan yg dilakukan dan istilah Orang Dayak dalam membuka lahan untuk ladang, berupa membersihkan hasil panen dan menyimpan ke dalam lumbung padi, baik berupa cara kerja, syarat, tanda tanda alam angin, bintang, cuaca dan pohon sebagai pedoman memulai aktivitas maupun ritual adat/adat sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Tentang jenis-jenis/macam-macam Tanaman Padi yang ditanam Orang Dayak, baik berupa kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara menanam, syarat, fungsi/kegunaan dan perawatannya dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Dayak Kanayatn; Tradisi Perladangan Dayak Kanayatn Binua Kaca' Tentang jenis-jenis/macam-macam Buah dan Sayuran yang ditanam Orang Dayak, baik berupa kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara menanam, syarat, fungsi/kegunaan dan perawatannya dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Tentang jenis-jenis/macam-macam Umbi-Umbian yang ditanam Orang Dayak, baik berupa kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara menanam, syarat, fungsi/kegunaan dan perawatannya dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Tentang jenis-jenis/macam-macam Biji-Bijian yang ditanam Orang Dayak, baik berupa kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara menanam, syarat, fungsi/kegunaan dan perawatannya dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Tentang jenis-jenis/macam-macam Tebu yang ditanam Orang Dayak, baik berupa kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara menanam, syarat, fungsi/kegunaan dan perawatannya dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Tentang proses kegiatan Orang Dayak dalam hal membuat kebun yang ditanami tanaman keras dari awal masa tanam membuka lahan dan menanam sampai dengan masa perawatan dan masa panen, dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Tentang pengetahuan local Orang Dayak dalam menanam pohon/tanaman untuk kebun, kegiatan menanam tanaman di kebun tersebut. Tentang pengetahuan local Orang Dayak dalam merawat pohon/tanaman di kebun, kegiatan menanam tanaman di kebun tersebut. Tentang pengetahuan local Orang Dayak dalam memanen hasil kebun. Tentang jenis jenis/macam macam Tanaman Produksi yang ditanam Orang Dayak, baik berupa kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara menanam, syarat, fungsi/kegunaan dan perawatannya dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Tentang jenis jenis/macam macam Tanaman Buah-buahan yang ditanam Orang Dayak, baik berupa kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara menanam, syarat, fungsi/kegunaan dan perawatannya dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Tentang jenis jenis/macam macam Tanaman Buah-buahan yang ditanam Orang Dayak, baik berupa kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara menanam, syarat, fungsi/kegunaan dan perawatannya dari sudut pandang pengetahuan local/kearifan local. Dahas Dakar, Tembawang, Pelaman, Mankg, Lepuun, dll; Dayak Jalai; Ladang dan hutan di Bukit Sigaraman Dahas Tumanang Kabupaten Ketapang Pengelolaan Dahas, dilakukan secara turun temurun. Pewarisan langsung kepada anak. Apabila orangtua sudah meninggal maka tugas pembagian diserahkan kepada anak pertama. Melalui musyawarah keluarga dibagi-bagi kepada saudara lainya. Hak kepemilikan dahas ini juga diatur dengan hukum adat. Kearifan local dalam pengelolaan dahas diwariskan dari generasi ke generasi melalui praktek langsung dimana anak-anak diajarkan keterampilan hidup sehari-hari oleh orangtuanya. Dahas merupakan pusat atau sumber kehidupan. Segala usaha untuk keberlangsungan hidup keluarga dari generasi ke generasi. Peta 1. Kawasan Adat Tembawang Tampun Juah seluas 225,76 ha Terletak di Wilayah Adat Kampung Segumon Berdasarkan peta kawasan adat Tembawang Tampun Juah seluas 225, 76 ha tersebut, tata guna dan kelolanya adalah untuk karet seluas 161, 14 ha, sawah 19, 60 ha, hutan/pohon buah tembawang seluas 18,81 ha dan kebun sawit seluas 26, 21 ha. Selain itu, seluruh wilayah tersebut sudah dikelola dan dimanfaatkan atas nama kepemilikan pribadi warga Segumon. Untuk itu, pada Maret 2018 masyarakat adat Segumon melakukan musyawarah bersama tentang penata kelolaan kawasan adat Tembawang Tampun Juah yang secara khusus menetapkan seluruh kepemilikan pribadi dalam kawasan Tembawang Tampun Juah menjadi milik bersama komunal seluruh masyarakat adat Dayak khususnya yang berasal dari Tampun Juah. Sementara itu, pemilik dan pengelola tanah/lahan sebelumnya tetap memiliki akses tapi sebatas sebagai pengelola bukan pemilik. Selengkapnya ada dalam lampiran kesepakatan masyarakat adat Kampung Segumon di bawah ini... Hal 50 Buku Tampun Juah Tentang Orang Dayak juga memiliki aktivitas berternak/memelihara hewan ternak, kegiatan berternak ini masih tetap dipraktekkan hampir semua Orang Dayak di Kalimantan sebagai salah satu sumber mata pencarian untuk menopang kebutuhan hidup dan bahan konsumsi lainnya. Tentang Orang Dayak juga memiliki pengetahuan lokal dalam hal mengidentifikasi hewan tenak dalam mengetahu kepemilikan dari hewan ternak tersebut. Tentang pengetahuan lokal Orang Dayak dalam mengembangbiakan hewan ternak. Tentang pengetahuan lokal Orang Dayak dalam merawat/membesarkan hewan ternak. Tentang pengetahuan lokal Orang Dayak dalam memanen hewan ternak, kegiatan tersebut. Tentang jenis jenis/macam macam hewan ternak yang biasa diternakan oleh Orang Dayak, baik berupa kelebihan/keunggulan dari hewan ternak tersebut, cara berternak, fungsi/kegunaan dan perawatannya dalam perspektif pengetahuan local. Tentang jenis jenis/macam macam hewan hutan di darat dan di pohon yang biasa diburu oleh Orang Dayak, baik berupa kelebihan/keunggulan dari hewan buruan tersebut, cara memburunya, fungsi dan kegunaannya. a. Jenis Hewan Buruan di Darat; 1. Rusa 2. Babi Hutan 3. Landak 4. Pelanduk / Kancil 5. Biawak 6. dst b. Jenis Hewan Buruan di Pohon; 1. Tupai 2. Burung Tentang pengetahuan local kegiatan berburu hewan di hutan oleh Orang Dayak hewan di darat dan hewan di pohon. Tentang pengetahuan local senjata yang digunakan berburu hewan di hutan oleh Orang Dayak. Tentang pengetahuan local menggunakan perangkap yang digunakan berburu hewan di hutan oleh Orang Dayak. Tentang jenis jenis/macam macam hewan di air sungai dan danau yang biasa ditangkap oleh Orang Dayak, baik berupa kelebihan/keunggulan dari hewan buruan tersebut, cara memburunya, fungsi dan kegunaannya. Tentang pengetahuan local kegiatan mengkap hewan di air oleh Orang Dayak. Tentang pengetahuan local senjata yang digunakan menangkap hewan di air oleh Orang Dayak. Tentang pengetahuan local menggunakan perangkap yang digunakan mengkap hewan di air oleh Orang Dayak. Tentang jenis-jenis/macam macam tumbuhan di hutan yang berfungsi sebagai obat obatan dan bumbu oleh Orang Dayak, baik berupa fungsi, kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara mengambilnya dan kegunaannya. Dayak Kanayatn; Aneka Tanaman untuk Obat-obatan; warga mengenal dengan baik tanaman dan tumbuhan baik yang ditanam maupun yang hidup secara alamiah di hutan belantara dan tumbih disekitar rumah warga yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan obat-obatan. Tanaman dan tumbuhan tersebut terdiri dari; a. Disekitar rumah dan pekarangan seperti; Karake sirih, paya' jalu rumput-rumputan, dautn nangka belanda, dautn cabe, dautn labatn tonsan, buah kunyit, dautn merah ati. dll b. Disekitar hutan; Dongo, kulit batakng sarikatn kulit pohon langsat, akar padakng akar ilalang, maringkabo, dlll Tentang jenis-jenis/macam macam tumbuhan di hutan yang berfungsi sebagai bahan dan media ritual adat oleh Orang Dayak, baik berupa fungsi, kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara mengambilnya dan kegunaannya. Aneka Tanam Tumbuh Untuk di Komsumsi; Warga juga mengenal dengan tumbuh alam yang dapat dikomsumsi yang tumbuh secara alamiah di sekitar hutan. Beberapa tumbuhan yang dapat dimanfaatkan warga untuk bahan konsumsi antara lain, seperti; umut apikng, rabukng tarekng-munti-gare-batukng, daukng ansepakng, bador, umut kebak, tepo, umut roa, tabu jantok, jantok pisang, lamidikng, paku, kuribakng, ubi tamawikng, daukng ubi, antimun, marutu, tarong, tarong pipit, dll. Tentang jenis-jenis/macam macam tumbuhan di hutan yang berfungsi untuk dikonsumsi oleh Orang Dayak, berupa buah buahan di hutan, baik berupa fungsi, kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara mengambilnya dan kegunaannya. Tentang jenis-jenis/macam macam tumbuhan di hutan yang berfungsi untuk dikonsumsi oleh Orang Dayak, berupa pucuk atau daun muda di hutan, baik berupa fungsi, kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara mengambilnya dan kegunaannya. Tentang jenis-jenis/macam macam tumbuhan di hutan yang berfungsi untuk dikonsumsi oleh Orang Dayak, berupa Batang yang masih muda atau humbut di hutan, baik berupa fungsi, kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara mengambilnya dan kegunaannya. Tentang jenis-jenis/macam macam tumbuhan di hutan yang berfungsi untuk dikonsumsi oleh Orang Dayak, berupa akar-akaran di hutan, baik berupa fungsi, kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara mengambilnya dan kegunaannya. Tentang jenis-jenis/macam macam tumbuhan di hutan yang berfungsi untuk dikonsumsi oleh Orang Dayak, berupa umbi-umbian di hutan, baik berupa fungsi, kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara mengambilnya dan kegunaannya. Tentang jenis-jenis/macam macam tumbuhan di hutan yang berfungsi untuk dikonsumsi oleh Orang Dayak, berupa jamur-jamuran di hutan, baik berupa fungsi, kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara mengambilnya dan kegunaannya. Tentang jenis jenis/macam macam tumbuhan di hutan yang beracun dan tidak untuk dikonsumsi oleh Orang Dayak, baik berupa fungsi, kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara mengambilnya dan kegunaannya. Tentang aktivitas mencari madu lebah di hutan oleh Orang Dayak, baik berupa cara mengambilnya, syarat, ritual dan kegunaannya. Tentang jenis jenis/macam macam tumbuhan di hutan yang digunakan untuk bahan dasar kerajinan tangan, peralatan dsb oleh Orang Dayak, baik berupa fungsi, kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara mengambilnya dan kegunaannya. Tentang jenis jenis/macam macam tumbuhan di hutan yang digunakan untuk bahan dasar untuk membuat bangunan dan sebagainya oleh Orang Dayak, baik berupa fungsi, kelebihan/keunggulan dari tanaman tersebut, cara mengambilnya dan kegunaannya dalam bangunan sebagai apa. Pengetahuan Masyarakat Dayak Antara Ada dan Tiada; Turun‑temurun masyarakat Dayak mengelola sumber daya hutan di sini, dan tidak pernah terjadi bencana kebakaran seperti di tahun 1982‑1983. Untuk mendukung asumsi ini memang perlu peta satelit kondisi hutan dimasa lalu serta studi komprehensif yang melihat perbedaan kondisi ini sebelum dan sesudah eksploitasi hutan secara besar‑besaran. Namun secara sepotong‑sepotong hal ini sudah dibuktikan oleh beberapa peneliti dan banyak pengakuan dari yang mendukung dari warga masyarakat. Beberapa studi menemukan tingginya aspek pelestarian lingkungan dari praktek pengelolaan sumber daya alam lokal pada beberapa kelompok masyarakat, seperti halnya di Apo Kayan, Bentian Besar dan Kerayan di Kalimantan Timur. Oleh sebab itu, sudah saatnya kita mulai menengok kembali praktek‑praktek ini secara objektif. ...........> Sumber; Buku Kebudayaan Dayak Aktual dan Transformasi. Halaman; 62-64 "Pengolahan Hasil Alam Dan Pertanian" Dayak Jalai; Pengelolaan sumber daya alam; Masyarakat Dayak Jalai yang berada di Desa Tanggerang telah mengenal sistim pelestarian sumber daya alam di sekitarnya dan menjadi tradisi yang kuat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pemanfaatan dan pelestrian sumber daya alam, orang Dayak Jalai telah mengenal sistem ladang, rimbaq, tempat keramat, dan pekampungan.; 1. Rasap Sebelum membuka ladang utama lakau, jika dianggap perlu, orang Dayak Jalai biasanya membuka ladang kecil yang luasnya berkisar antara œ - Ÿ hektar yang disebut rasap. ..............> 2. Pesapatan atau pererapat atau pesopingan adalah; hutan dinatara lakau mudaq dan lakau yang sedang dogarap yang berfungsi sebagai hutan cadangan. Luasnya sekitar 25-20 meter diantara lakau mudaq dan lakau baru. Fungsinya sebagai cadangan untuk berbagai keperluan seperti kebutuhan akan kayu dan keperluan lainnya di alakau yang baru seperti bahan untuk membuat pondok, pagar, kandang ternak dan lainnya. 3. Lakau atau ladang; merupakan kegiatan ekonomi yang paling sentral karena dari ladanglah belakau behumaq betanam betumbuh semua bentuk pengelolaan kawasan berawal. Kebun karet, kebun buah-buahan, pedahasan, sampai pada komunitas baru yang terbentuk semuanya berawal dari sebuah lakau. Dalam membuka lahan untuk lakau, suku Dayak Jalai berpegang pada hukum adat dan tradisi yang berlaku. Hukum adat tersebut diatur sebagai berikut ............> 4. Sawah payaq atau leladak; Pengertian sawah payaq/leladaq pada masyarakat Dayak Jalai berbeda dengan sawah seperti yang ada di Pulau Jawa. Payaq tidak mengenal penggunaan zat kimia dan pengerjaannyapun dilakukan secara manual. Proses pengerjaan sebuah payaq biasanya dimulai dengan menabas, mencucul, memancah/memapat memotongi rumput-rumputan atau belukar sisa pembakaran dan meabur menabur benih padi atau menandur menanam benis padi yang sudah disemaikan terlebih dahulu. Payaq letaknya bisa terpisah sama sekali dari lakau atau bersatu dengan sebuah lakau jika lakau tersebut kebetulan berada di dataran rendah dan terdapat sebuah payaq di dekatnya. ............> 5. Kabun pesasaq adalah segala jenis kebun yang ditanami dengan tanaman keras selain buah-buahan. Termasuk di dalamnya adalah kebun karet, kebun rotan, kebun kopi dlsb. 6. Kampung buah; adalah kawasan yang berisi berbagai jenis pohon buah-buahan peninggalan generasi sebelumnya. Kawasan ini dilindungi oleh adat sebab selain berisi berbagai jenis pohon buah-buahan, kawasan ini juga merupakan tempat hidup bermacam-macam jenis tumbuhan lainnya serta berbagai jenis binatang. Selain itu juga karena hutan ini biasanya berada di hulu sungai dan dibukit-bukit maka hutan ini juga berfungsi untuk menahan air. Kampung buah adalah kawasan yang dilindungi, karena itu masyarakat tidak boleh menggunakannya untuk areal ladang. Pada saat sekarang, dimana kampung buah semakin langka, bahkan menebang pohon buah milik pribadi juga ada sanksi adatnya. 7. Tempat keramat; merupakan tempat yang dipercayai sebagai tempat yang suci. Di tempat ini masyarakat Dayak Jalai biasanya berhubungan dengan Duataq Penguasa langit dan bumi dan arwah-arwah nenek moyang. Kawasan ini biasanya ditunjukkan dengan adanya tempat meletakkan berbagai persembahan yang terbuat dari bambu yang disebut rerumahan ancak. Tempat keramat ini juga termasuk kawasan adat yang dilindungi oleh masyarakat, karena itu tempat ini tidak boleh dijadikan areal ladang atau diambil kayunya. Bila ada anggota masyarakat yang berani merusak kawasan tersebut maka ia akan dikenakan denda hukum adat yang berat. Selain itu, dipercayai juga bagi anggota masyarakat yang berani mengganggu kawasan ini akan mendapatkan malapetaka seperti sakit atau bahkan mati. Oleh sebab itu, dalam membakar ladang misalnya, masyarakat akan berusaha sekuat tenaga agar api tidak sampai merembet dan memusnaskah kebun dan tempat keramat mereka.....................> 8. Pedahasan adalah; sebuah kawasan yang ditumbuhi berjenis-jenis pohon buah-buahan dan pohon-pohon lainnya yang bermanfaat. Pedahasan merupakan kawasan independen milik salah satu warga kampung yang menjadi pusat kegiatan ekonomi pemiliknya. Karena itu, pedahasan biasanya menjadi tempat pemukiman kedua bagi sebuah keluarga di kampung sehingga di pedahasan terdapat pula rumah semi permanen yang didirikan untuk tempat bermalam bila keluarga yang bersangkutan terpaksa harus menginap di dekat ladangnya. Karena pedahasan merupakan tempat pemukiman alternatif, maka biasanya binatang-binatang peliharaan juga terdapat di pedahasan termasuk kolam ikan serta kabun karet yang ditanam dari bekas ladang tahun-tahun sebelumnya......................> Sumber; Buku DAYAK JALAI di persimpangan jalan. Halaman; 190-196 Tentang teknik dan pengetahuan local Orang Dayak dalam pengolahan makanan yang berfungsi untuk disimpan dalam jangka waktu lama pengawetan. Tentang teknik, cara, ragam dan macamnya dalam pengolahan bahan makanan & minuman yang dikonsumsi sehari hari oleh Orang Dayak. Tentang teknik, cara, ragam dan macamnya dalam pengolahan bahan makanan & minuman yang hanya dikonsumsi diwaktu waktu tertentu/khusus mis; acara adat, dll oleh Orang Dayak. Tentang teknik, cara, ragam dan macamnya dalam pengolahan hasil kebun dan hasil alam sebagai bagian dari sumber penghasilan maupun untuk digunakan sendiri guna keperluan yg lain oleh Orang Dayak. Tentang teknik, cara, ragam dan macamnya dalam melihat/membaca perubahan, tanda tanda yang muncul di tubuh manusia yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit dikalangan Orang Dayak. Tentang teknik, cara, ragam dan macamnya dalam melihat/membaca perubahan, tanda tanda yang muncul di tubuh manusia yang berhubungan dengan religi/kepercayaan dan alam sekitar hutan,tanah, air dikalangan Orang Dayak. Tentang nama, fungsi dan nilai kepercayaan/religi dari bagian bagian/organ di tubuh manusia oleh Orang Dayak. Tentang pertumbuhan manusia dari lahir sampai meninggal, fase/masa/peristiwa penting dalam pertumbuhan usia manusia yang dikenal oleh Orang Dayak. Tentang tanda-tanda dari hewan baik hewan liar maupun hewan peliharaan, tanda bisa berupa kehadiran/kedatangan, bunyi/suara, tingkah laku, perubahan bentuk, dsb, dari hewan tersebut. Tanda-tanda dari hewan tersebut diyakini oleh Orang Dayak sebagai bentuk informasi dan komonikasi tentang akan terjadi sesuatu hal baik buruk maupun bagus. Dayak Kayong; Isyarat Tentang Kematian Masyarakat Dayak Kayong mempercayai bahwa banyak isyarat yang berkenaan dengan kematian. Isyarat-isyarat itu bisa diketahui melalui bunyi-bunyian, perwujudan binatang, melalui mimpi, atau melihat yeyaneroh orang yang sedang sakit keras. Isyarat kematian yang dapat diketahui melalui perwujudan binatang di komunitas ini yang terkenal adalah penampakan dari bambe kupu-kupu rarong. Kupu-kupu jenis ini terbilang berukuran besar, warna sayapnya coklat, abu-abu, kuning dan hitam. Sementara motif sayapnya sangat mirip dengan ukiran-ukiran serimpak naga untuk adat keamtian Dayak Kayong. Ketika jenis kupu-kupu ini hingap di rumah warga, maka di percaya dalam lingkungan warga tersebut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Karenanya, untuk mengusir kupu-kupu ini tidaklahsembarangan, melainkan melalui ritual adat. Oleh dukun kampung, kupu-kupu tersebut akan ditangkap, dan diantarkan ke tempat yang dianggap keramat dekat kampung. Melalui mimpi juga bisa diketahui kalau dalam keluarga tersebut akan ada kematian. Misalnya mimpi gigi tercabut, atau mimpi buang air kecil di tempat tidur. Biasanya, kalau mimpi seperti ini maka akan ada keluarga dekat yang meninggal. Mimpi keramaian dan menyanyi juga dipercaya sebagai isyarat akan terjadi kematian. Isyarat berikutnya adalah mereka melihat yeyane dari orang yang sakit keras. Kalau yeyane berjalan menuju matahari terbit maka orang yang sakit tersebut bisa disembuhkan. Namun kalau posisi yeyane berjalan ke arah matahari terbenam maka orang yang sakit itu akan meninggal. Yeyane ini biasanya akan menemui keluarga dekat atau yang masih ada hubungan keluarga di kampung lain. Sumber Buku Dayak Kayong merajut kehidupan dalam adat. Hal...139-140. Tentang tanda-tanda dari tanaman/tumbuhan baik tumbuhan di hutan maupun yg ditanam ladang/kebun, tanda bisa berupa siklus alami tumbuhan berbunga, berbuah, dll, perubahan fisik tumbuhan batang, daun, akar, dll dan sebagainya.. Tanda-tanda dari tumbuhan tersebut diyakini oleh masyarakat suku dayak sebagai bentuk informasi, komonikasi dan pengetahuan tentang akan memulai sesuatu kegiatan musim tanam, panen, dsb dan akan terjadi sesuatu hal baik buruk maupun bagus. Tentang tanda-tanda dari kondisi cuaca dan lingkungan berupa temperature udara, kelembaban, angin dsb. Tanda bisa berupa perubahan suhu udara, arah dan kecepatan angin dan sebagainya. Tanda tanda dari kondisi cuaca dan lingkungan tersebut diyakini oleh Orang Dayak sebagai bentuk informasi, komonikasi dan pengetahuan tentang akan memulai sesuatu kegiatan musim tanam, panen, dsb dan akan terjadi sesuatu hal baik buruk maupun bagus. Tentang tanda-tanda dari kondisi air dan tanah, tanda bisa berupa perubahan bentuk, warna, arus air, kedalaman sungai, dsb. Tanda-tanda dari kondisi air dan tanah tersebut diyakini oleh Orang Dayak sebagai bentuk informasi, komonikasi dan pengetahuan tentang akan memulai sesuatu kegiatan musim berburu, tanam, panen, dsb, lokasi yang baik/buruk bercocok tanam, berburu, dll dan akan terjadi sesuatu hal baik buruk maupun bagus. Tentang tanda-tanda dari posisi bintang, waktu kemunculan dan lain-lain diyakini dan dijadikan pedoman Orang Dayak dalam melakukan segala aktivitas sehari-hari. Tentang tanda-tanda dari posisi, bentuk dan intensitas cahaya matahari. Tanda-tanda dari benda langit tersebut oleh Orang Dayak sebagai bentuk informasi, komonikasi dan pengetahuan tentang akan memulai sesuatu kegiatan musim berburu, tanam, panen, dsb, waktu yang baik/buruk bercocok tanam, berburu, dll, sebagai kalender/pedoman waktu dan juga sebagai tanda-tanda akan terjadi sesuatu hal baik buruk maupun bagus. Tentang tanda-tanda dari posisi, bentuk dan intensitas cahaya dari bulan di langit pada malam hari. Tanda-tanda dari benda langit tersebut oleh Orang Dayak sebagai bentuk informasi, komonikasi dan pengetahuan tentang akan memulai sesuatu kegiatan musim berburu, tanam, panen, dsb, waktu yang baik/buruk bercocok tanam, berburu, dll, sebagai kalender/pedoman waktu dan juga sebagai tanda-tanda akan terjadi sesuatu hal baik buruk maupun bagus. Tentang Navigasi Dayak sebagai alat, tanda-tanda dan pedoman untuk petunjuk arah bagi Orang Dayak dalam melakukan perjalanan maupun menunjuk posisi lokasi tertentu. Tentang Matematika Dayak sebagai alat dalam berhitung dan bilangan yang biasa digunakan Orang Dayak sehari-hari. Tentang Pengobatan Ala Dayak, berupa cara-cara pengobatan, ramuan-ramuan obat, sebab musabab penyakit dsb.

cara menebang pohon yang terencana disebut