Seorangsaksi menjawab pertanyaan hakim dan jaksa dengan jujur. Jika setiap orang memiliki sifat jujur semacam ini maka kehidupan akan berjalan harmonis dan mendapat keberkahan dari Allah Swt dalam Mengasah Pribadi Yang Unggul Dengan Jujur, Santun, Dan Malu . Jika kecurangan dan dusta merajalela maka akan terjadi kehancuran dan malapetaka. MengasahPribadi yang Unggul dengan Tata Krama, Santun dan Malu Materi PAI dan BP Kelas IX Semester Genap berkomunikasi di dunia maya pun harus mengedepankan sopan santun dan tata karma. Khususnya jika kita berkomunikasi dengan orang lain di jejaring social, tata karma dalam hal apapun harus tetap diutamakan, seperti pada memasang status santun #pai #videopembelajaran #online #daring qnTSX. Uploaded byMuhammad Rafi Adyatma Rizqi 100% found this document useful 2 votes2K views9 pagesCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 2 votes2K views9 pagesMengasah Pribadi Yang Unggul Dengan Tata KramaUploaded byMuhammad Rafi Adyatma Rizqi Full descriptionJump to Page You are on page 1of 9Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 5 to 8 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. PERHATIKAN VIDEO BERIKUT INI1. Tata Krama merupakan norma – norma pergaulan yang berkaitan dengan kebiasaan dalam bertindak maupun bertutur kata yang berlaku atau disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia setempat. Norma – norma dalam pergaulan ini menjadi penting untuk dipahami agar terjalin hubungan yang baik dan harmonis di dalam lingkungan Krama mengandung nilai – nilai yang berlaku khusus pada daerah tertentu. Oleh karena itu, sangat mungkin tata karma satu daerah akan berbeda dengan daerah lain. Meskipun demikian, maksud dan tujuan adanya tata karma semuanya dalam rangka mewujudkan hubungan yang harmonis dan rasa tenteram di dalam kehidupan tata karma, dimaksudkan agar seluruh lapisan anggota masyarakat akan merasa nyaman. Dengan tata karma, orang yang lebih muda dapat menghargai yang lebih tua, demikian sebaliknya, orang yang lebih tua dapat menyayangi yang lebih muda. Rasa menghormati, menghargai dan menyayangi tersebut kemudian tercermin dalam perilaku, penampilan dan perkataan yang diterapkan dalam kehidupan sehari – SAW bersabda Artinya Ibnu Sarh berkata Dari Nabi SAW, beliau bersabda Siapa yang tidak menyayangi orang yang kecil di antara kami dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar di antara kami, maka ia bukan dari golongan kami” Abu Dawud.Dalam kehidupan sehari – hari, sering disebut etika. Etika memiliki makna yang sama dengan tata karma. Etika artinya norma – norma, nilai – nilai moral, kaidah – kaidah dan ukuran – ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. Etika adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antar sesame. Pergaulan hidup di masyarakat harus berdasarkan etika dan tata karma yang berlaku. Etika dan tata karma pergaulan ini harus dipegang teguh supaya kepentingan setiap anggota masyarakat tidak terganggu. Terganggunya kepentingan masyarakat ini akan memicu konflik bahkan karma atau etika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari pada berbagai tempat dan situasi, seperti dalam bergaul di sekolah, di rumah, di masyarakat, bahkan di media social. Secara lebih rinci, tata karma meliputi tata karma dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan, dalam bersikap dan dalam Tata Krama dalam Berkomunikasi Krama dalam berkomunikasi lisan sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Dalam berhubungan dengan orang lain, hamper pasti melibatkan komunikasi lisan. Baik bertatap muka langsung, maupun menggunakan alat komunikasi. Cara berkomunikasi lisan dapat menjadi cerminan kepribadian seseorang. Tata karma dalam berkomunikasi lisan juga dapat mempengaruhi suasana pergaulan. Berikut ini contoh – contoh tata karma dalam berkomunikasi lisan1. Berbahasa yang baik dan sopan, memilih kata – kata dan kalimat yang tepat dan menghindari kata – kata yang kotor dan menyinggung perasaan lawan Ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau yang dituakan, hendaknya menjaga pandangan mata dengan cara agak sedikit ditundukkan. Demikian pula merendahklan volume suara dari lisan Di beberapa daerah, berlaku ketentuan tidak boleh memposisikan diri lebih tinggi dari lawan Memperhatikan dan mengarahkan pandangan kepada lawan bicara dengan Tidak mendominasi pembicaraan, menjadi pendengar yang baik dengan memberi kesempatan kepada lawan bicara untuk Tidak memotong pembicaraan lawan Tidak berbicara sambil berkacak pinggang atau menunjuk – nunjuk kearah lawan Ketika dalam posisi bertiga, tidak berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh salah satu orang dari mereka. Tidak boleh berbisik – bisik berdua tanpa memperdulikan teman yang Menghindari bergurau yang berlebihan dan tertawa terbahak – Ketika memulai berbicara dengan alat komunikasi, ucapkan salam, mengenalkan diri dan memastikan bahwa lawan bicara adalah orang yang kita maksud. Pada saat pembicaraan akan berakhir, maka mengucapkan terima kasih, menutup pembicaraan dan mengucap Tata Krama Berkomunikasi di Media halnya ketika berkomunikasi di dunia nyata, berkomunikasi di dunia maya pun harus mengedepankan sopan santun dan tata karma. Khususnya jika kita berkomunikasi dengan orang lain di jejaring social, tata karma dalam hal apapun harus tetap diutamakan, seperti pada memasang status atau tweet, chatting, posting foto, video, link, note tagging, follow / add dan memilih profil picture. Tata karma di dunia maya dapat membuat aktivitas social di dunia maya akan menjadi lebih nyaman karena adanya rasa saling menghargai dan menghormati di antara pengguna layanan jejaring social. Setiap pengguna layanan media social, mempunyai hak dan privasinya dan layak untuk dihargai serta karenanya, pilihlah kata – kata dan kalimat yang baik ketika menggunakan media social. Ketika mengunggah gambar / meme atau sejenisnya. Pilihlah gambar / meme yang baik dan tidak menyinggung perasaan orang Tata Krama dalam Krama dalam bersikap juga sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Bersikap menyangkut tata cara menggunakan dan memposisikan bagian – bagian tubuh kita saat berinteraksi dengan orang lain. Meskipun tidak menggunakan kata – kata, sikap yang kita tunjukkan merupakan bahasa tubuh yang dapat ditangkap maknanya oleh orang garis besar, bahasa tubuh terdiri atas bagaimana cara duduk, cara berdiri, cara kita menggunakan kedua tangan dan kaki, serta apa yang kita lakukan ketika berbicara dan berinteraksi dengan orang lain. Berikut ini merupakan beberapa contoh bahasa tubuh yang perlu diperhatikan ketika berbicara atau berinteraksi dengan orang Jangan silangkan kaki dan Lakukan kontak mata dalam tempo singkat, jangan menatapnya berlama – Buatlah jarak antara kedua kaki agar menunjukkan bahwa kita dalam keadaan nyaman dan percaya Posisikan bahu dalam keadaan santai. Hal ini untuk menunjukkan bahwa kita tidak dalam kondisi Mengangguk kecil ketika lawan bicara sedang berbicara. Hal ini menandakan bahwa kita memang sedang mendengarkan dan Tampakkan muka berseri, tersenyum atau tertawa pada situasi dan kondisi yang Tata Krama dalam berpakaian adalah untuk menutupi aurat dan untuk memperindah jasmani manusia. Sebagaimana firman Allah dalam Al – A’raf/726Artinya “Wahai anak cucu Adam !. sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda – tanda kekuasaan Allah, mudah – mudahan mereka ingat” al – A’raf/726.Aurat merupakan bagian tubuh yang harus tertutup sehingga terjaga dari pandangan orang lain. Aurat laki – laki dewasa adalah antara pusat dan lutut, aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Dengan demikian, jika bagian tubuh yang merupakan aurat tersebut tertutup oleh pakaian, akan terjaga dari pandangan orang – orang di sekitar, serta terjaga dari gangguan yang tidak diinginkan karena dipicu oleh Krama dalam berpakaian merupakan cara berpakaian yang sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat. Sebagai seorang muslim, kita tentu harus berpakaian sesuai dengan ketentuan dalam ajaran Islam. Dengan demikian, tata karma berpakaian dalam ajaran Islam adalah juga penutup aurat dan untuk berhias guna memperindah tubuh. Adapun batasan berhias dapat dimaknai sebagai cara berpakaian yang sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat. Aturan tersebut lebih mengarah pada nilai kesopanan, akhlak atau kebaikan budi dan berhias merupakan keindahan tersendiri bagi manusia. Allah SWT juga menyukai keindahan dan keserasian. Oleh karena itu, Rasulullah selalu menganjurkan umatnya untuk selalu berpakaian dan berhias dengan rapid an serasi sehingga enak Krama mengandung manfaat yang sangat besar, sebagai berikut a. Membuat seseorang disegani, dihormati, disenangi, bahkan dicintai oleh orang Menjalin hubungan baik dengan orang Meningkatkan kepercayaan diri dalam setiap Menciptakan suasana yang nyaman dalam berbagai situasi, baik itu lingkungan keluarga, pergaulan, maupun tempat dimana anda belajar atau adalah berkata lemah lembut serta bertingkah laku halus dan baik. Kesantunan seseorang akan terlihat dari ucapan dan tingkah lakunya. Ucapannya lemah lembut, tingkah lakunya halus serta menjaga perasaan orang lain. Dari sini, dapat disimpulkan bahwa santun mencakup dua hal, yakni santun dalam ucapan dan santun dalam perbuatan. Allah SWT mencintai sikap santun sebagaimana tertuang dalam hadist berikut Artinya “Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi SAW, bersabda kepada Al Asyaj Al Ashri Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai oleh Allah, yaitu Sifat Santun dan Malu” Ibnu Majah.Sopan santun menjadi sangat penting dalam pergaulan hidup sehari – hari. Kita akan dihargai dan dihormati orang lain jika menunjukkan sikap sopan santun. Orang lain merasa nyaman dengan kehadiran kita. Sebaliknya, jika berperilaku tidak sopan, orang lain tak akan menghargai dan menghormati kita. Orang yang memiliki sopan santun berarti mampu menempatkan dirinya dengan tepat dalam berbagai keadaan. Sopan santun dapat diterapkan di mana saja dan kapan saja. Karena sopan santun merupakan perwujudan cara kita dalam bersikap yang sesame pelajar di sekolah akan harmonis dan indah jika dihiasi sikap santun. Misalnya, menyapa teman dengan ucapan “Assalamualaikum” sambil tersenyum, menghormati kakak kelas dan menyayangi adik kelas dengan cara peduli kepada mereka, mematuhi tata tertib sekolah, menghormati Bapak / Ibu Guru dan staf tata usaha, bertutur kata lemah lembut kepada siapa saja serta menjaga perasaan warga sekolah dengan tidak menyakiti hatinya. Jika perilaku tersebut kamu lakukan, sungguh akan tercipta kehidupan sekolah yang aman, damai dan membahagiakan. Suasana belajar akan sangat menyenangkan dan pada akhirnya prestasi kamu akan anak wajib menghormati dan menyayangi kedua orang tua. Bentuk hormat dan sayang kita kepada orang tua, diantaranya dengan bertutur kata santun kepada keduanya. Semua nasihat orang tua harus ditaati sepenuh hati karena mereka telah merawat dan mendidik kita sejak kecil. Terlebih seorang ibu, sungguh jasanya tak ternilai. Mulai dari mengandung, melahirkan, merawat dan membesarkan anak – anaknya dengan penuh kasih sayang. Demikian pula seorang ayah, bekerja keras mencari nafkah demi kelangsungan hidup keluarga. Ingatlah, bahwa kerelaan atau rida Allah SWT adalah Rida orang tua. Oleh karena itu, sikap santun harus kita tunjukkan untuk menghormati di rumah kamu memiliki pembantu , apakah ia juga harus diperlakukan dengan santun? Seorang pembantu juga harus diperlakukan dengan sopan dan santun juga harus di tunjukan dalam pergaulan di masyarakat. Sebagai makhluk social, kita selalu membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, orang lain harus diperlakukan dengan baik. Orang lain yang di maksud di sini adalah sahabat, teman, dan tetangga. Khusus terhadap tetangga, Rasullulah Saw. Mengajarkan kepada kita untuk memuliakan mereka. Ketika keluarga kita sedang kesusahan, tetanggalah yang akan membantu kita. Kita hormati serta laksanakan hak dan kewajiban tetangga. Jangan kita sakiti mereka dengan tingkah laku buruk dan perkataan SWT memerintahkan agar bertutur kata yang baik kepada sesame manusia, sebagaimana firman Allah SWT. al – Baqarah/283Artinya “Dan ingatlah ketika kami mengambil janji dari bani Israil, “janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada orang tua, kerabat, anak- anak yatim, dan orang- orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. “tetapi kemudian kamu berpaling mengingkari, kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu masih menjadi pembangkang. “ al-Baqarah/ 2 83. Melalui ayat tersebut, Allah swt. Memerintahkan kepada kita untuk bertutur kata yang baik kepada manusia. Teman, kerabat, keluarga, Bapak/ Ibu Guru, dan orang tua wajib diperlakukan dengan baik. Berkata dan berperilaku santun kepada mereka akan membuat harga diri kita meningkat. Kita akan dihargai dan dihormati ketika kita juga menghormati orang lain. Ibarat sedang bercermin, ketika kita tersenyum, bayangan yang ada di cermin akan tersenyum kepada kita. Sebaliknya, kalau kita cemberut, bayangan yang ada di cermin juga akan cemberut kepada kita. Sejatinya, kalau kita bersikap baik kepada orang lain, sesungguhnya perbuatan baik itu akan kembali kepada diri kita sendiri. Sebaliknya, ketika kita bersikap buruk kepada orang lain, sesungguhnya perbuatan itu akan kembali kepada diri peristiwa perkelahian dipicu oleh perkataan kotor dan saling menghina. Jika ada orang mengejek dan menghina kita, sebaiknya kita menahan diri. Kita sikapi dengan bijaksana, sabar dan penuh kehati – hatian. Jika kita terpancing oleh amarah, kita akan rugi. Hidup menjadi tidak nyaman, khawatir dan gelisah akan menghampiri manfaat yang bisa diperoleh dari sikap santun, di antaranya sebagai berikut a. Mudah diterima oleh orang lain. Sikap santun akan menjadikan seseorang disenangi orang lain sehingga mudah diterima oleh orang Menunjang kesuksesan. Banyak pengusaha sukses ditunjang oleh sikap santun yang ditunjukannya. Pembeli, pelanggan, karyawan dan rekan sejawat akan senang bergaul dengannya. Relasinya bertambah banyak sehingga akan menambah Dicintai Allah SWT dan Rasul – Nya. Allah SWT mencintai hamba – Nya yang memiliki sikap santun. Rasulullah SAW juga demikian, bahkan beliau juga memiliki sikap lemah lembut dan santun yang luar MaluMalu adalah menahan diri dari perbuatan jelek, kotor, tercela dan hina. Sifat malu itu terkadang merupakan sifat bawaan dan juga bisa merupakan hasil latihan. Namun demikian, untuk menumbuhkan rasa melu, perlu usaha, niat, ilmu serta pembiasaan. Rasa malu merupakan bagian dari iman karena dapat mendorong seseorang untuk melakukan kebaikan dan mencegahnya dari kemaksiatan. Mari kita perhatikan hadits berikut ini Artinya Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda “Iman adalah pokoknya, cabangnya ada tujuh puluh lebih dan malu termasuk cabangnya iman” MuslimHadits tersebut menegaskan bahwa malu merupakan salah satu cabang iman. Seseorang malu untuk mencuri jika ia beriman, malu berdusta jika ia beriman. Seorang wanita malu membuka atau menunjukkan auratnya jika ia beriman. Jika sifat malu berkurang dan mulai luntur, pertahanan diri dalam menghadapi godaan nafsu mulai menipis. Malu merupakan salah satu benteng pertahanan seseorang dalam menghindari perbuatan maksiat. Malu juga merupakan factor pendorong bagi seseorang untuk melakukan rasa malu masih terpelihara dengan baik, seseorang akan hidup dalam kebaikan. Ia akan memiliki kekuatan dalam berbuat kebaikan dan menolak kemaksiatan. Seorang pejabat yang memiliki rasa malu akan melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan bebas dari korupsi. Seorang pelajar akan percaya diri dalam mengerjakan soal ulangan tanpa menyontek karena didasari rasa malu. Seorang pedagang akan malu berbuat curang karena merasa dilihat Allah SWT. Seorang polisi akan malu menerima suap dari pelanggar rambu lalu lintas. Aparat penegak hokum seperti hakim dan jaksa akan malu menerima suap dari tersangka karena ia takut azab dari Allah SWT. Seorang pria dan wanita akan berpakaian menutup aurat karena menjaga harga diri dan kehormatannya. Mereka semua terhindar dari perbuatan dosa dan maksiat karena adanya rasa malu dalam diri apabila seseorang tidak lagi memiliki rasa malu, ia akan hidup dalam keburukan. Begitu hilang rasa malunya, hilang pula kepribadiannya sebagai seorang muslim. Ia akan terbiasa berbuat dosa, baik sembunyi – sembunyi maupun terang – terangan. Jika seorang pria maupun wanita tidak punya rasa malu, ia akan mengumbar auratnya. Seorang pejabat yang tidak punya rasa malu akan menggunakan kekuasaannya untuk menindas rakyat guna memperkaya diri. Seorang pedagang yang tidak punya rasa malu akan membohongi pembelinya, barang jelek dikatakan bagus, barang murah dikatakan mahal. Jika seorang pelajar tidak punya sifat malu, ia dengan mudahnya berkata kotor, menyontek, memperolok – olok teman sendiri. Sungguh, dengan tidak adanya rasa malu, bencana moral dan kerusakan akhlak akan generasi muda Islam yang cerdas, ketahuilah bahwa malu bukan berarti tidak percaya diri, minder atau merasa rendah diri. Misalnya, seseorang malu berjilbab karena takut diejek teman – temannya atau malu karena mendapat giliran maju presentasi di depan kelas. Terhadap hal – hal yang baik dan positif, kamu tidak boleh malu. Malu seperti itu tidaklah tepat. Rasa malu haruslah dilandasi karena Allah SWT, bukan karena selain – Nya. Pada saat kita malu berbuat sesuatu, tanyalah kepada hati kita “Apakah malu ini karena Allah SWT atau bukan ?. Jika bukan karena Allah SWT, bisa jadi hal itu adalah sifat malas, minder atau rendah diri. Sifat malas, minder atau rendah diri merupakan perilaku tercela yang harus kamu dari mana sebenarnya sumber rasa malu ?. malu berasal dari keimanan dan pengakuan akan keagungan Allah SWT. Rasa malu akan muncul jika kita beriman dan menghayati betul bahwa Allah SWT itu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah SWT Maha Melihat, Maha Mengetahui dan Maha Mendengar. Tidak ada yang bisa kita sembunyikan dari Allah SWT. Semua aktivitas badan, pikiran dan hati kita semua diketahui oleh Allah beberapa manfaat dari sifat malu, diantaranya sebagai berikut a. Mencegah dari perbuatan tercela. Seorang yang memiliki sifat malu akan berusaha sekuat tenaga menghindari perbuatan tercela, sebab ia takut kepada Allah Mendorong berbuat kebaikan. Rasa malu kepada Allah SWT akan mendorong seseorang berbuat kebaikan. Sebab ia tahu bahwa setiap perbuatan manusia akan dibalas oleh Allah SWT di akhirat Mengantarkan seseorang menuju jalan yang diridai Allah SWT. Orang – orang yang memiliki rasa malu akan senantiasa melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan – Nya 1. Jujur Jujur adalah berkata apa adanya sesuai dengan kenyataan. Kejujuran sangat diperlukan dalam menjalani semua aktivitas kehidupan, karena kejujuran itulah kehidupan kita akan bahagia dan tenteram. Jika kecurangan dan dusta merajalela maka akan terjadi kehancuran dan malapetaka. Bayangkan jika penduduk suatu negeri dihuni oleh mayoritas pendusta dan pembohong. Mereka saling memfitnah, menjatuhkan, dan mencurangi satu sama lain. Dalam islam, berkata jujur adalah sebuah kewajiban, sebagaimana firman Allah yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkan perkataan yang benar.” al-Ahzab/3370 2. Santun Santun adalah berkata lemah lembut serta bertingkah laku halus dan baik. Kesantunan seseorang akan terlihat dari ucapan dan tingkah lakunya. Ucapannya lemah-lembut, tingkah lakunya halus serta menjaga perasaan orang lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa santun mencakup dua hal, yakni santun dalam ucapan dan santun dalam perbuatan. Dalam islam, sopan santun dalam berperilaku sangatlah dianjurkan. Sebagaimana dalam sebuah riwayat hadits “Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw. bersabda kepada Al Asyaj Al Ashri Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai oleh Allah; yaitu sifat santun dan malu.” Ibnu Majah 3. Malu Malu adalah menahan diri dari perbuatan jelek, kotor, tercela, dan malu itu terkadang merupakan sifat bawaan dan juga bisa merupakan hasil demikian, untuk menumbuhkan rasamalu perlu usaha, niat, ilmu serta malu merupakan bagian dari iman karena dapat mendorong seseorang untuk melakukan kebaikan dan mencegahnya dari kemaksiatan. Malu menjadi sifat yang digemari oleh Allah dan bahkan merupakan cabang keimanan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Malu termasuk cabangnya iman.” Muslim Back to top button Berikut adalah RPP BAB 9 Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Tata Krama, Santun, dan Malu. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Kelas IX SMP/ Kompetensi Inti KIKI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnyaKI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannyaKI-3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mataKI-4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teoriB. Kompetensi Meyakini bahwa berbakti dan taat tata krama, sopan santun, dan rasa malu adalah ajaran pokok Menunjukkan perilaku dengan tata krama, sopan santun, dan rasa Memahami makna tata krama, sopan santun, dan rasa Menyajikan contoh perilaku tata krama, sopan-santun, dan rasa Tujuan PembelajaranPeserta didik mampuMendiskripsikan pengertian tata krama dengan dalil naqli tentang tata krama dengan contoh perilaku tata krama dalam kehidupan sehari-hari..Berperilaku tata krama dalam kehidupan hikmah perilaku tata krama dalam kehidupan pengertian santun dengan dalil naqli tentang santun dengan contoh perilaku santun sebagai implementasi dari pemahaman al-Baqarah/283 dan hadis terkait dengan santun sebagai implementasi dari pemahaman al-Baqarah/283 dan hadis terkait dengan hikmah perilaku santun sebagai implementasi dari pemahaman al-Baqarah/283 dan hadis terkait dengan pengertian malu dengan dalil naqli tentang malu dengan contoh perilaku malu sebagai implementasi dari pemahaman al-Baqarah/283 dan hadis terkait dengan hikmah perilaku malu sebagai implementasi dari pemahaman al-Baqarah/283 dan hadis terkait dengan malu sebagai implementasi dari pemahaman al-Baqarah/283 dan hadis terkait dengan Proses Pembelajaran1. Persiapana. Mempersiapkan media/alat peraga/alat bantu dapat berupa tulisan manual di papan tulis, kertas karton tulisan yang besar dan mudah dilihat/dibaca, atau dapat juga menggunakan multimedia berbasis ICT atau media Pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam dan berdoa bersama, dilanjutkan dengan memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan metode yang akan Guru mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang materi sesuai dengan pokok Menyampaikan tujuan Pelaksanaana. Untuk menguasai kompetensi ini, guru menerapkan pendekatan saintifik mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan sesuai karakteristik materi pembelajaran PAI dan Budi Pekerti. Penerapan pendekatan saintifik ini, guru dapat mengintegrasikan dan memilih berbagai model/strategi/ metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, sehingga mampu menciptakan suasana pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenagkan, baik secara individual maupun kelompok. Guru disarankan secara fleksibel menerapkan model discovery learning, active learning, cooperative learning, kontekstual, problem based learning, dan project based learning sesuai tujuan Proses pembelajarannya sebagai meminta peserta didik untuk mengkaji dan mencermati gambar di kolom “Renungkanlah”.Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang hasil kajiannya dan memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap hasil kajian dan pencermatannya peserta didik membaca percakapan yang ada pada kolom “ Dialog Islami”.Peserta didik mengemukaan isi dari percakapan dan hasil memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan peserta didik melaksanakan kegiatan yang ada di kolom “Aktivitas Siswa 1“ mengamati dan mencermati gambar yang ada pada pembahasan tentang bagian “Tata Krama” dan memberikan didik mengemukaan hasil pencermatannya dan memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan peserta didik tentang hasil pengamatan didik melaksanakan kegiatan yang ada di kolom “Aktivitas Siswa 2“ membaca menjabarkan isinya serta isi kandungannya yang dilengkapi dengan ilustrasi yang ada pada kolom tata krama dan memberikan didik mengemukaan hasil pencermatan dan memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok mengkaji dan mendiskusikan tentang tata bergantian, setiap kelompok mempresentasikan hasilnya dan kelompok lainnya memperhatikan/menyimak dan memberikan memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan peserta didik tentang materi membimbing siswa untuk membaca manfaat tata memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan peserta didik tentang manfaat tata didik melaksanakan kegiatan yang ada di kolom “Aktivitas Siswa 3 “ membaca al-Baqarah/283 dan mendiskusikan isi dan kandungannya yang dilengkapi dengan ilustrasi yang ada pada kolom santun dan memberikan didik mengemukaan hasil dan memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan peserta didik tentang hasil pengamatan didik dibagi dalam beberapa kelompok dan diberikan tugas untuk berdiskusi tentang bergantian, setiap kelompok mempresentasikan hasilnya dan kelompok lainnya memperhatikan/menyimak dan memberikan didik melaksanakan kegiatan yang ada di kolom “Aktivitas Siswa 4 “ membaca hadis dan mendiskusikan contoh perilaku malu yang ada pada bagian pembahasan tentang malu dan memberikan didik mengemukakan hasil dan memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang di- kemukakan peserta didik tentang hasil pengamatan didik dibagi dalam beberapa kelompok dan diberikan tugas untuk berdiskusi tentang bergantian, setiap kelompok mempresentasikan hasilnya dan kelompok lainnya memperhatikan/menyimak dan memberikan didik melaksanakan kegiatan yang ada di kolom “Aktivitas Siswa 5 “ melengkapi tabel dan mendiskusikan manfaat santun, dan malu serta memberikan didik mengemukakan hasil dan memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan peserta didik tentang hasil pengamatan membimbing peserta didik membaca Cerita Fiksi ”Malu kepada Allah Swt.”.Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang hikmah dari kisah memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap kisah meminta peserta didik untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan yang ada pada kolom” Refleksi Akhlak Mulia”.Guru membimbing peserta didik untuk melaksanakan kegiatan yang ada di kolom “Aktivitas siswa 6”, membaca kisah teladan ”Kejujuran Seorang Penggembala Domba”.Peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang hikmah dari kisah memberikan penjelasan tambahan dan penguatan terhadap kisah dan peserta didik menyimpulkan intisari dari pelajaran tersebut sesuai yang terdapat dalam buku teks siswa pada kolom “Rangkuman”.Pada kolom “Ayo Berlatih”, a Meminta peserta didik untuk mengerjakan bagian pilihan ganda dan uraian. b Meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas yang ada pada poin didik mempelajari materi Jujur, Santun, dan Malu dengan bimbingan dan arahan orang tua pada saat di setiap akhir pembelajaran guru memberikan nasihat kepada peserta didik agar mengambil hikmah dari materi yang dipelajari dan mempraktikkannya dalam kehidupan PenilaianGuru melakukan penilaian terhadap peserta didik Penilaian Sikap, Penilaian Pengetahuan, Penilaian PengayaanDalam kegiatan pembelajaran, bagi peserta didik yang sudah menguasai materi, diberikan materi tambahan contoh-contoh perilaku jujur, santun dan malu dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengerjakan soal yang terkait dengan contoh-contoh perilaku jujur, santun dan malu dalam kehidupan sehari-hari. Guru mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam pengayaan.G. RemedialBagi peserta didik yang belum menguasai materi, guru menjelaskan kembali materi tentang “Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Tata Krama, Santun, dan Malu” dan melakukan penilaian kembali lihat poin E dengan soal yang sejenis. Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan, contohnya boleh pada saat pembelajaran apabila masih ada waktu atau di luar jam pelajaran 30 menit setelah pulang sekolah. Melalui modul PAI Kelas 9 BAB 3 kita akan Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Jujur, Santun, dan Malu. Silakan simak materi pembelajaran dan soal-soal asesmen yang sudah disediakan. Sejarah mencatat bahwa Rasulullah saw. memiliki akhlak yang agung. Sebagai umat Islam kita harus meneladani akhlak beliau. Oleh karena itu sudah seharusnya kita menghiasi diri dengan akhlak mulia. Akhlak mulia merupakan cerminan kesempurnaan iman seseorang. Semakin sempurna iman seseorang maka akhlaknya akan semakin baik pula. Mari kita lihat lingkungan sekitar, banyak orang berperilaku buruk dalam kehidupannya. Mereka melakukan dosa dan maksiat tanpa rasa malu. Lalu, apakah mereka akan hidup bahagia? Jawabannya tentu tidak, justru sebaliknya pikiran mereka merasa resah, hatinya gelisah, hidupnya sengsara baik di dunia maupun di akhirat kelak. Bahkan mereka tidak disukai oleh keluarga, teman, dan masyarakat. Kebahagiaan dan ketenteraman akan mudah diraih dengan berakhlak mulia kepada siapa pun. Dengan berakhlak mulia seperti jujur, santun, dan malu berarti telah mengasah diri sebagai pribadi unggul. Bangsa kita sangat membutuhkan peran orang-orang yang memiliki pribadi unggul untuk membangun peradaban modern yang Islami. Mari simak PAI Kelas 9 BAB 3 dengan topik Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Jujur, Santun, dan Malu yang kami sajikan berikut ini. Jujur artinya adalah berkata apa adanya dan sesuai kenyataan. Kejujuran sangat diperlukan dalam menjalani semua aktivitas kehidupan, karena kejujuran itulah kehidupan kita akan bahagia dan tenteram. Seorang Siswa belajar dan menyelesaikan ulangan dengan jujur. Pedagang menjajakan dan menakar barang dagangannya dengan jujur. Pejabat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan jujur. Seorang wasit memimpin pertandingan olahraga dengan adil dan jujur. Seorang saksi menjawab pertanyaan hakim dan jaksa dengan jujur. Jika setiap orang memiliki sifat jujur semacam ini maka kehidupan akan berjalan harmonis dan mendapat keberkahan dari Allah Swt. Jika kecurangan dan dusta merajalela maka akan terjadi kehancuran dan malapetaka. Bayangkan jika penduduk suatu negeri dihuni oleh mayoritas pendusta dan pembohong. Mereka saling memfitnah, menjatuhkan, dan mencurangi satu sama lain. Akhirnya mereka saling curiga dan terjadi krisis kepercayaan. Jika sudah demikian, maka kehidupan manusia akan terasa rumit, sulit dan permasalahan menjadi tak berujung. Jika sudah demikian maka murka Allah Swt. akan segera menimpa mereka. Sikap jujur tidak muncul dengan sendirinya, tetapi butuh latihan dan pembiasaan. Oleh karena itu, cara paling efektif menanamkan kejujuran adalah dengan berlatih jujur terus-menerus. Latihan ini harus dilakukan kapan saja dan di mana saja. Jika kita sudah terlatih dan terbiasa jujur, maka sifat jujur ini akan melekat dalam diri kita. Lalu kapan kita bisa mulai berlatih jujur? Jawabannya adalah sekarang. Jangan ditunda-tunda, mari mulai dari diri kita sendiri dan mulai dari sekarang untuk berkata jujur. Idealnya, sikap jujur harus dilatih dan dibiasakan sejak usia dini, sebab pada usia dini seorang anak akan sangat mudah dididik dan dilatih. Orang tua memiliki peran dan tanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya untuk bersikap jujur. Manfaat Bersikap Jujur Berikut ini adalah manfaat bersikap jujur. Jujur akan melahirkan ketenangan. Orang jujur akan tenang dan percaya diri karena tidak ada ketakutan sedikit pun. Sebaliknya, seorang pembohong akan gelisah dan takut kebohongannya jujur akan dicintai oleh manusia. Sudah menjadi tabiat dasar bahwa setiap manusia menyukai kejujuran. Tanpa memandang suku, agama, dan ras, orang yang jujur pasti disukai semua akan mendatangkan keberkahan dari Allah Swt. Setiap rezeki yang didapatkan dengan jujur, akan mendapat berkah dari Allah Santun artinya adalah berkata lemah lembut serta bertingkah laku halus dan baik. Kesantunan seseorang akan terlihat dari ucapan dan tingkah lakunya. Ucapannya lemah-lembut, tingkah lakunya halus serta menjaga perasaan orang lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa santun mencakup dua hal, yakni santun dalam ucapan dan santun dalam perbuatan. Allah Swt. mencintai sikap santun sebagaimana tertuang dalam hadis berikut. Artinya “Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw. bersabda kepada Al Asyaj Al Ashri Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai oleh Allah; yaitu sifat santun dan malu.” Ibnu Majah Sopan santun menjadi sangat penting dalam pergaulan hidup sehari-hari. Kita akan dihargai dan dihormati orang lain jika menunjukkan sikap sopan santun. Orang lain merasa nyaman dengan kehadiran kita. Sebaliknya, jika berperilaku tidak sopan, maka orang lain tak akan menghargai dan menghormati kita. Orang yang memiliki sopan santun berarti mampu menempatkan dirinya dengan tepat dalam berbagai keadaan. Sopan santun dapat diterapkan di mana saja dan kapan saja. Karena sopan santun merupakan perwujudan cara kita dalam bersikap yang terbaik. Manfaat Bersikap Santun Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sikap santun, di antaranya Mudah diterima oleh orang lain. Sikap santun akan menjadikan seseorang disenangi orang lain, sehingga mudah diterima oleh orang kesuksesan. Banyak pengusaha sukses ditunjang oleh sikap santun yang ditunjukkannya. Pembeli, pelanggan, karyawan dan rekan sejawat akan senang bergaul dengannya. Relasinya bertambah banyak, sehingga akan menambah Allah Swt. dan Rasul-Nya. Allah Swt. mencintai hamba-Nya yang memiliki sikap santun. Rasulullah saw. juga demikian, bahkan beliau juga memiliki sikap lemah lembut dan santun yang luar Malu artinya adalah menahan diri dari perbuatan jelek, kotor, tercela, dan hina. Sifat malu itu terkadang merupakan sifat bawaan dan juga bisa merupakan hasil latihan. Namun demikian, untuk menumbuhkan rasa malu perlu usaha, niat, ilmu serta pembiasaan. Rasa malu merupakan bagian dari iman karena dapat mendorong seseorang untuk melakukan kebaikan dan mencegahnya dari kemaksiatan. Mari kita perhatikan hadis berikut ini Artinya Dari Abu Hurairah dari Nabi saw., beliau bersabda “Iman adalah pokoknya, cabangnya ada tujuh puluh lebih, dan malu termasuk cabangnya iman.” Muslim Hadis di atas menegaskan bahwa malu merupakan salah satu cabang iman. Seseorang malu untuk mencuri bila ia beriman, malu berdusta bila ia beriman. Seorang wanita malu membuka atau menunjukkan auratnya jika ia beriman. Jika sifat malu berkurang dan mulai luntur maka pertahanan diri dalam menghadapi godaan nafsu mulai menipis. Malu merupakan salah satu benteng pertahanan seseorang dalam menghindari perbuatan maksiat. Malu juga merupakan faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan kebaikan. Selama rasa malu masih terpelihara dengan baik, maka seseorang akan hidup dalam kebaikan. Ia akan memiliki kekuatan dalam berbuat kebaikan dan menolak kemaksiatan. Manfaat Sifat Malu Ada beberapa manfaat dari sifat malu, di antaranya a Mencegah dari perbuatan tercela. Seorang yang memiliki sifat malu akan berusaha sekuat tenaga menghindari perbuatan tercela, sebab ia takut kepada Allah Swt. b Mendorong berbuat kebaikan. Rasa malu kepada Allah Swt. akan mendorong seseorang berbuat kebaikan. Sebab ia tahu bahwa setiap perbuatan manusia akan dibalas oleh Allah Swt. di akhirat kelak. c Mengantarkan seseorang menuju jalan yang diridai Allah Swt. Orang-orang yang memiliki rasa malu akan senantiasa melaksanakan perintah Allah Swt. dan menjauhi larangan-Nya. Video Materi PAI Kelas 9 BAB 3 Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Jujur, Santun, dan Malu Berikut ini adalah media pembelajaran video untuk melengkapi pembelajaran kalian. Silakan disimak baik-baik ya…. Soal Asesmen Online PAI Kelas 9 BAB 3 Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Jujur, Santun, dan Malu Setelah belajar lakukanlah asesmen mandiri menggunakan latihan soal berikut ini. Halaman Selanjutnya…… Soal Asesmen PAI Kelas 9 BAB 3 Pages 1 2

mengasah pribadi yang unggul dengan tata krama santun dan malu